Panggilan dalam bahasa Batak memang cukup rumit dan sangat banyak jikalau dibandingkan dengan suku lain. Ini menjadi ciri tersendiri.
Appara/Ampara adalah istilah yang digunakan bagi orang Batak, yang menunjukkan adanya hubungan yang dekat antara satu pihak dengan pihak lain di dalam orang Batak. Appara memiliki makna Dongan Tubu. Jadi, kata appara/Ampara digunakan bagi orang Batak yang memiliki marga yang sama.
Contohnya: Ketika si Togar yang bermarga Haromunthe bertemu dengan si Bornok yang juga bermarga Haromunthe di perantauan misalnya dan belum diketahui sama sekali silsilah genealogis atau family tree antara si Togar dengan si Bornok, mereka akan saling menyapa dengan sebutan Appara/Ampara.
Namun setelah mereka saling mar-tarombo dan akhirnya mengetahui bahwa misalnya si Togar adalah adalah adik dari si Bornok, atau si Bornok adalah Amanguda si Bornok.
Atau bahkan bisa saja si Togar adalah oppung dari si Bornok, walaupun usia antara si Togar dan si Bornok tidak terpaut terlalu jauh karena tetap bisa dihitung dari sundut atau tingkat garis keturunan.
Banyak orang Batak menggunakan kata Appara bukan hanya kepada sesama marga namun ke marga yang masih dongan tubu mereka. Terkadang mereka menggunakan istilah Appara/Ampara kepada marga lain tetapi masih dongan tubu karena faktor umur.
Misalnya, Simon yang bermarga Napitu bertemu dengan si Thomasyang bermarga Siallagan. Simon berusia 25 tahun, sementara Thomas berusia 21 tahun. Thomas mengetahui bahwa Simon adalah abangnya namunkarena usia Thomas terpaut 4 tahun lebih muda dari Simon. Akhirnya Simon memanggil Appara.Begitu juga sebaliknya,karena Thomas tahu dirinya adalah adik bagi Simon, maka Thomas memanggilApparakepada Simon.Sesungguhnya tidak ada yang salah dari pemanggilan diatas, namunalangkahbaiknya bila Simon tidak segan atau sungkan jika dipanggil sebagai abangoleh Thomas. Jika sungkan, Simon bisa memanggil Thomas dengan namanyasaja, atauAppara si Doli.Begitujuga dengan Thomas. Lebih baik dan berharga bila memanggil Simon dengan sebutan abang atau Amanguda. Dalam hal ini, amanguda tidak berarti bahwa Simon adalah adikdari ayah Thomas. Tetapi sebagai bentuk penghormatan karena usianya lebih tua.
Ada juga bahkan marga yang harusnya dipanggil abang tetapi justru menyebut abang kepada marga yang menjadi adiknya secara urutan marga karena usia tadi dan juga karena rasa tidak enak memanggil nama atau anggia atau memangil adik.
Contohnya: Hulk yang bermarga Sidabalok, berusia 22 tahun memanggil abang ke Hercules yang bermarga Rumahorbo yang berusia 28 tahun. Ketika mereka sudah saling berumah tangga, kebiasaan ini akan terus berlanjut. Katakanlah bahwa Hulk menikah dengan Porlina, dan Hercules menikah dengan Tiurma. Karena terbiasa, Porlina juga akan menyebut Tiurma dengan sebutan kakak.
Sementara, sebutan lae bisa berlaku dalam status hubungan sebagai berikut:
1. Lae = tutur sapa anak laki-laki tulang dengan kita (lk).
2 Lae = tutur sapa awal perkenalan antara dua laki-laki.
3. Lae = suami dari kakak atau adik kita sendiri (lk)
4. Lae = anak laki-laki dari namboru kita (lk)
Ketika seorang marga Haromunthe menikah dengan seorang boru Tamba, maka tentulah marga Tamba menjadi hula-hula bagi marga Haromunthe tadi. Misalnya pernikahan antara Pangeran Haromunthe dengan Angela Tamba. Maka Pangeran Haromunthe bisa menyebut saudara laki-laki si Angela dengan sebutan lae, dan demikian juga sebaliknya.
Atau Pangeran Haromunthe bertemu dengan Charles Dabukke, yang tidak ada hubungannya dengan Angela.
Kesulitan akhirnya menjadi sering muncul dalam acara publik semacam pesta adat, partangiangan atau perayaan massal lainnya dalam adat-istiadat Batak. Sebutlah bahwa Angela br Tamba berkenalan dengan Hulk Sidabalok dalam suatu pesta adat dan mereka saling menyapa sebagai ito, atau Angela memanggil Hulk sebagai Amanguda dan Hulk memanggil Angela sebagai Namboru [karena Tamba dan Sidabalok adalah sama-sama Parna].
Kemudian tibalah saatnya Hulk Sidabalok bertemu dengan Pangeran Haromunthe. Si Hulk yang mengira bahwa Haromunthe adalah Parna karena ada kata “Munthe” pada marganya, tentulah akan menyapa Pangeran sebagai appara, abang, atau dongan tubu. Tetapi, keadaan menjadi sulit karena Hulk juga memanggil ito atau namboru kepada Angela.
Dalam suatu kesempatan dimana Hulk tidak ingin repot-repot dan pusing mencari sapaan yang tepat, pilihan realistis baginya ialah menyebut Pangeran sebagai appara, abang atau anggia, tetapi lalu menyebutnya lae begitu Angela ikut dalam pembicaraan.
Dalam situasi semacam itu, guna mengatasi “kekikukan” yang mungkin terjadi, beberapa marga Haromunthe menyapa marga Parna lainnya dengan sebutan Pralae, yang berarti appara sekaligus lae. Tetapi, sapaan ini memang belum ada di kamus Bahasa Batak manapun, dan jika entriya diusulkan, barangkali akan langsung ditolak sang editor karena dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap tutur dalam budaya Batak.
Tetapi, jika sebutan itu bisa membantu marga Haromunthe dan marga Parna lain untuk saling menempatkan diri dalam suatu suatu kegiatan massal, misalnya, bukankah ini menjadi gagasan yang layak dipertimbangkan?